Selasa, 18 September 2018

ANALISIS LIRIK LAGU - OPICK - KHUSNUL KHOTIMAH


ANALISIS LIRIK LAGU - OPICK - KHUSNUL KHOTIMAH

terangkanlah.. terangkanlah..
jiwa yang berkabut langkah penuh dosa
bila masa tlah tiada
kereta kencana datang tiba-tiba

airmata dalam luka tak merubah ceritanya
hanya hening dan berjuta tanya
dalam resah dalam pasrah

terangkanlah.. terangkanlah..
hati yang mengeluh saat hilang arah
detik waktu yang memburu
detik yang tak pernah kembali padaMu

terangilah.. terangilah..
bimbing kami dalam langkah
ampunilah.. maafkanlah..
dosa hidup sebelum di akhir masa
ya Allah biha ya Allah biha
ya Allah bi khusnul khotimah
ya Allah biha ya Allah biha
ya Allah bi khusnul khotimah

A. PENDAHULUAN
Seperti lirik lagu Opick di atas. Seperti itulah sebenarnya kehidupan kita. Mati adalah hal yang sudah tak semestinya disangkal lagi. Namun, bagaimana menghadapi kematian itu dengan persiapan yang cukup agar tak menuai airmata yang sia-sia saja pada akhirnya. Kita takkan bisa kembali pada detik kehidupan semula saat ‘kereta kencana’ sudah datang menjemput kita. Takkan pula merubah jalannya cerita dengan segala airmata yang kita punya. Ketika masa di dunia sudah tidak ada, tak ada kemampuan lain selain pasrah.
Tahun 2000-an, tepat saat orangtuaku pindah rumah, seorang anak tetanggaku ada yang meninggal dunia. Perawan. Kata orang, umurnya masih sekira dua puluh lima. Dan bisik-bisik yang terdengar, sebelum meninggal ia masih sempat sholat subuh berjamaah dengan orangtuanya, dan meninggalnya dengan tersenyum pula. Meski tak bisa langsung dikatakan itu kematian yang khusnul khotimah, tapi tidakkah dari kacamata yang awam, dia sungguh bahagia menyambut kematiannya?!
Aku selalu menjadikan berbagai kematian yang terjadi di sekitar untuk membenahi diri. Setiap kali mendengar lagu khusnul khotimah yang dinyanyikan dengan penuh penghayatan oleh Opick kembali mengingatkanku pada hal yang akan kita semua hadapi. Lirik yang syahdu dan menggugah nurani itu bagai kendaraan yang bisa mengantarkanku berkunjung pada suatu keping kenangan tentang kematian yang pernah datang pada orang-orang di sekitarku. Saat empat peristiwa kematian seperti yang kuceritakan. Saat kematian nenek dan kakekku. Saat kematian salah satu orang kampungku bersama anaknya ketika melahirkan.
Saat anak tetangga yang tertabrak truk dan tak bisa diselamatkan, tepat di depan rumah kami yang memang terletak di tepi jalan raya. Semuanya membuatku kembali menyadari, entah kapan saatnya aku pun akan berjumpa pula. Aku harus memohon ampunan atas segala dosa yang pernah dilakukan sebelum waktu tak memberikan kesempatan lagi untuk bertobat. Aku perlu meningkatkan ibadahku yang kadang masih sering dipaksakan agar tertunaikan. Mempersiapkan bekal yang cukup agar nanti akhir kehidupanku bisa menjadi penghujung yang baik. Khusnul Khotimah. Seperti yang diharapkan setiap manusia.

B. PEMBAHASAN
Sebuah pesan masuk ke handphoneku malam itu. Hatiku buncah. Kupikir itu kabar membahagiakan yang datang saat semua penat erat membebat pundak. Mungkin tentang kelulusan PMP-ku sehingga seluruh penantian ini bisa segera berujung tenang dan lega. Mungkin juga kabar baik lainnya. Namun pesan itu singkat hanya mengatakan, apakah aku kenal seseorang?
Kujawab tidak. Bukan bermaksud angkuh dengan sengaja untuk tidak mau mengenal banyak orang. Atau sengaja membatasi diri dengan kalangan tertentu. Tidak sama sekali. Aku sejatinya punya masalah dengan sosialisasi pergaulan, meski tak pernah aku membatasi diri, tetap selalu saja sulit untuk mengakrabkan diri dengan orang lain. Maka jangan tanya seberapa banyak aku mengenal orang, sebab tak akan banyak jawabannya.
Seperti pesan malam itu, aku memang tak kenal dengan seseorang yang namanya disebutkan. Tak kenal? Ah, bukankah ukuran kenal itu tentu kita tahu beberapa banyak identitas personalnya. Dan aku memang tak memiliki itu untuk bisa mengatakan bahwa aku mengenalnya. Kuucapkan tanya, “Kenapa?” Kenapa nama itu dirasa sebegitu penting untuk kuingat malam ini? Sebab dia sudah meninggal petang tadi, jawab seorang temanku, sang pengirim pesan itu.
Tetiba aku gerimis. Bukan karena aku tak cukup banyak mengenalnya, lantas bisa leluasa untuk tidak berduka. Kubiarkan memoriku untuk melacak jejak seseorang itu. Mungkin bisa menemukan apakah aku pernah menyambung obrolan, atau mungkin pernah berpapasan jalan. Mungkin saja kurasa. Aku siswa yang cukup sering kulak-kilir istilah daerahnya untuk menjelaskan mobilitasku di sekolah. Pergi ke perpustakaan sekolah. Balik lagi ke kelas. Kadang menemui guru di ruang guru. Begitulah. Bukankah tak ada sesuatu yang mustahil? Apalagi kami masih dalam satu SMA. Maka kukirimkan permintaan maafku yang sedalam-dalamnya melalui pesan singkat. Semoga itu merupakan akhir yang baik.
C. Tema
Lagu Khusnul Khotimah sejatinya bercerita tentang kematian. Hidup terasa begitu cepat. Dan waktu secara perlahan-lahan, senantiasa mengarahkan kita menuju kematian. Satu tahun berlalu berganti dengan dua tahun dan kian hari usia kita semakin bertambah. Semakin lama kematian itu semakin mendekat dan manusia tak mungkin lagi dapat menghindarinya. Ibarat sebuah medan ujian, dunia adalah babak prakualifikasi untuk menentukan siapa yang layak untuk mendiami istana surga yang abadi, dan siapa yang pantas untuk dimasukkan ke dalam bara api neraka.
Detik-detik kematian tak perlu dirisaukan. Orang-orang yang beriman akan menyambutnya dengan perasaan yang tulus, dari Allah SWT kita berasal dan kepada-Nya pula kelak kita kembali. Dalam kepastian menjemput kematian inilah husnul khaatimah menjadi idaman setiap orang mukmin. Karena pada detik akhir ini semua ditentukan, apakah kita akan menjadi orag yang bahagia, atau sebaliknya, semua tergantung pada detik-detik akhir ini. Husnul Khaatimah, merasa enjoy dan happy, bahagia di saat –saat terakhir kehidupan.
Setiap akhir pastilah ada awalnya. Begitu juga kalau ada husnul khaatimah itu sesungguhnya tidak hanya pada akhir kematian. Paling tidak ada empat kali periode yang kita jalani.
Pertama, saat keluar dari alam ruh (‘alamul arwaah). Dari alam ruh, kita keluar dan masuk ke alam kedua, yang disebut dengan ‘alamul arham (alam kandungan atau rahim ibu). Ketika dalam kandungan, ada satu masa di mana Tuhan “meniupkan” ruh-Nya kepada Adam yang sebelumnya hanya seonggok fisik saja.
D. Amanat
Masalah husnul khatimah, tidak bisa kita ukur dengan ukuran-ukuran formal. Kadang, tetangga kita yang biasa-biasa saja, mengalami kematian yang syahdu sembari tersenyum. Sebaliknya, seorang kiai yang perstasi amalnya-dimata kita-baik sekali, justru menghadapi siksaan yang luar biasa pada detik-detik ajalnya, bukanlah jaminan bahwa amal tetangga kita yang biasa-biasa, lebih baik daripada kiai yang shaleh itu.
Ada beberapa peristiwa yang menurut Rasulullah disebut sebagai pencuci dosa. Antara lain: seorang perempuan yang melahirkan seorang anak dan meninggal dalam keadaan masih bayi. Insyaa Allah orang itu akan mendapatkan peluang untuk husnul khatimah. Atau orang yang melahirkan lalu meninggal. Kita tidak bisa menentukan orang itu husnul khatimah atau su’ul khatimah.
Yang berhak menilai dan yang tahu persis hanya Allah Swt. Bagaimana mempersiapkan husnul khatimah itu? Kita tidak bisa mengatur skenario pada detik-detik kematian kita. Karena sesungguhnya, husnul khatimah itu diperoleh melalui akumulasi rangkaian panjang amal perbuatan kita. Wallahu A’lam Bis Shawab.
E.  Nada
Lagu merupakan salah satu bagian dari kehidupan yang menerangkan bahwa jiwa yang tenang, jiwa yang berkabut langkah penuh dosa bila masa tlah tiada
kereta kencana datang tiba-tiba jadi lagi ini merupakan lagu yang bernada ajakan. airmata dalam luka tak merubah ceritanya hanya hening dan berjuta tanya
dalam resah dalam pasrah.
Berapa orang yang telah kita buat resah. Belum lagi dosa kita kepada Allah. Ternyata gelap masa lalu kita.
Siapa yang tidak takut mati, ketika membanyangkan masa lalunya yang sarat dengan dosa. Kalau Tuhan tidak memaafkannya, apa jadinya kita ini? Mari kita renungkan siapkah kita menghadapi kematian ini? Apa bekal kita untuk masa depan kita setelah kematian? Karena cepat – lambat
pasti menjemput kita?

F.   Perasaan
Lagu juga dapat menjadi media yang sangat efektif untuk membantu umat manusia untuk berbuat baik selama masih hayat di kandung badan , berbuatla      kebaikan sebelum azal menjemput.
Cerita ini, menggambarkan kepada kita, betapa susahnya meraih husnul khatimah itu. Tidak sekedar lancar mengucapkannya. Betapapun shalehnya seseorang, ia pasti takut menghadapi sakaratul maut itu. Mari kita renungkan masa lalu kita. Gelapkah perjalanan hidup kita? Ataukah justru sebaliknya? Kita adalah orang paling tahu masa lalu kita sendiri. Berapa orang yang kita korbankan demi memenuhi kepentingan kita. Berapa orang yang kita tipu.
G. Diksi
Gaya bahasa dalam lirik lagu Husnul Khotimah  ini menggunakan bahasa yang mudah di pahami   oleh pendengar
Setiap kali mendengar lagu khusnul khotimah yang dinyanyikan dengan penuh penghayatan oleh Opick kembali mengingatkanku pada hal yang akan kita semua hadapi. Lirik yang syahdu dan menggugah nurani itu bagai kendaraan yang bisa mengantarkanku berkunjung pada suatu keping kenangan tentang kematian yang pernah datang pada orang-orang di sekitarku. Saat empat peristiwa kematian seperti yang kuceritakan




H. Pilihan Kata
Kata – kata yang di gunakan dalam lirik lagu Husnul Khotimah  ini menggunakan kata – kata yang sangat sederhana yang nantinya mudah di pahami oleh para penikmat music  untuk bias mengingat kematian .
I.     Suasana
Menuangkan sebuah cerita yang  sangat religius, Suasana yang mengingatkan kita akkematian akan mendorong seseorang untuk lebih berbuat baik . Cerminan dari husnul khotimah  ini adalah terjadinya perubahan perilaku untuk menciptakan suasana lebih baik dari perbuatan sebelumnya, terutama dalam perilaku kita sehari hari.  

J.    Tifografi
Seni tentang aturan atau tata cara penggunaan huruf, kata, paragraf pada ruang - ruang yang tersedia  mengingat kematian pada dasarnya mengingat kematiaan.
Seperti itulah sebenarnya kehidupan kita. Mati adalah hal yang sudah tak semestinya disangkal lagi. Namun, bagaimana menghadapi kematian itu dengan persiapan yang cukup agar tak menuai airmata yang sia-sia saja pada akhirnya. Kita takkan bisa kembali pada detik kehidupan semula saat ‘kereta kencana’ sudah datang menjemput kita. Takkan pula merubah jalannya cerita dengan segala airmata yang kita punya. Ketika masa di dunia sudah tidak ada, tak ada kemampuan lain selain pasrah.

K.   Suasana Retrotika
Dalam lirik lagu husnul khotimah ini pengarang mengungkapkan kejadian tentang kematian juga pernah ada. Kita takkan bisa kembali pada detik kehidupan semula saat ‘kereta kencana’ sudah datang menjemput kita. Takkan pula merubah jalannya cerita dengan segala airmata yang kita punya

L.  Rima
Pengulangan bunyi yang berselang, baik dalam larik lagu Husnul Khotimah ini menyiratkan tanggung jawab lahiriyah seorang manusia akan pentingnya berbuat baik pada sesama sebelum kematian itu datang.

M.   Penutup.
Pada bait pertama dan kedua dalam lagu Husnul Khotimah ini  menerangkan bahwa  jiwa yang berkabut langkah penuh dosa bila masa tlah tiada kereta kencana datang tiba-tiba, airmata dalam luka tak merubah ceritanya
hanya hening dan berjuta Tanya dalam resah dalam pasrah.
Pada bait ketiga dan seterusnya  menjelaskan bahwa hati yang mengeluh saat hilang arahdetik waktu yang memburu detik yang tak pernah kembali pada Mu dan bimbing kami dalam langkah ampunilah.. maafkanlah..
dosa hidup sebelum di akhir masa ya Allah biha ya Allah biha, ya Allah bi khusnul khotimah, ya Allah biha ya Allah biha,  ya Allah bi khusnul khotimah
Ya Allah, hamba ingin bertaubat, selalu muraqabah dan muhasabah, hingga bermujahadah. Bimbing hamba, Wahai Pemilik hati yang Mahalembut

                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                   


Tidak ada komentar:

Posting Komentar