ANALISIS LIRIK LAGU - OPICK -
KHUSNUL KHOTIMAH
terangkanlah.. terangkanlah..
jiwa yang berkabut langkah penuh dosa
bila masa tlah tiada
kereta kencana datang tiba-tiba
airmata dalam luka tak merubah ceritanya
hanya hening dan berjuta tanya
dalam resah dalam pasrah
terangkanlah.. terangkanlah..
hati yang mengeluh saat hilang arah
detik waktu yang memburu
detik yang tak pernah kembali padaMu
terangilah.. terangilah..
bimbing kami dalam langkah
ampunilah.. maafkanlah..
dosa hidup sebelum di akhir masa
ya Allah biha ya Allah biha
ya Allah bi khusnul khotimah
ya Allah biha ya Allah biha
ya Allah bi khusnul khotimah
jiwa yang berkabut langkah penuh dosa
bila masa tlah tiada
kereta kencana datang tiba-tiba
airmata dalam luka tak merubah ceritanya
hanya hening dan berjuta tanya
dalam resah dalam pasrah
terangkanlah.. terangkanlah..
hati yang mengeluh saat hilang arah
detik waktu yang memburu
detik yang tak pernah kembali padaMu
terangilah.. terangilah..
bimbing kami dalam langkah
ampunilah.. maafkanlah..
dosa hidup sebelum di akhir masa
ya Allah biha ya Allah biha
ya Allah bi khusnul khotimah
ya Allah biha ya Allah biha
ya Allah bi khusnul khotimah
A. PENDAHULUAN
Seperti lirik
lagu Opick di atas. Seperti itulah sebenarnya kehidupan kita. Mati adalah hal
yang sudah tak semestinya disangkal lagi. Namun, bagaimana menghadapi kematian
itu dengan persiapan yang cukup agar tak menuai airmata yang sia-sia saja pada
akhirnya. Kita takkan bisa kembali pada detik kehidupan semula saat ‘kereta
kencana’ sudah datang menjemput kita. Takkan pula merubah jalannya cerita
dengan segala airmata yang kita punya. Ketika masa di dunia sudah tidak ada,
tak ada kemampuan lain selain pasrah.
Tahun 2000-an,
tepat saat orangtuaku pindah rumah, seorang anak tetanggaku ada yang meninggal
dunia. Perawan. Kata orang, umurnya masih sekira dua puluh lima. Dan
bisik-bisik yang terdengar, sebelum meninggal ia masih sempat sholat subuh
berjamaah dengan orangtuanya, dan meninggalnya dengan tersenyum pula. Meski tak
bisa langsung dikatakan itu kematian yang khusnul khotimah, tapi tidakkah dari
kacamata yang awam, dia sungguh bahagia menyambut kematiannya?!
Aku selalu
menjadikan berbagai kematian yang terjadi di sekitar untuk membenahi diri.
Setiap kali mendengar lagu khusnul khotimah yang dinyanyikan dengan penuh
penghayatan oleh Opick kembali mengingatkanku pada hal yang akan kita semua
hadapi. Lirik yang syahdu dan menggugah nurani itu bagai kendaraan yang bisa
mengantarkanku berkunjung pada suatu keping kenangan tentang kematian yang
pernah datang pada orang-orang di sekitarku. Saat empat peristiwa kematian
seperti yang kuceritakan. Saat kematian nenek dan kakekku. Saat kematian salah
satu orang kampungku bersama anaknya ketika melahirkan.
Saat anak
tetangga yang tertabrak truk dan tak bisa diselamatkan, tepat di depan rumah
kami yang memang terletak di tepi jalan raya. Semuanya membuatku kembali
menyadari, entah kapan saatnya aku pun akan berjumpa pula. Aku harus memohon
ampunan atas segala dosa yang pernah dilakukan sebelum waktu tak memberikan
kesempatan lagi untuk bertobat. Aku perlu meningkatkan ibadahku yang kadang
masih sering dipaksakan agar tertunaikan. Mempersiapkan bekal yang cukup agar
nanti akhir kehidupanku bisa menjadi penghujung yang baik. Khusnul Khotimah.
Seperti yang diharapkan setiap manusia.
B. PEMBAHASAN
Sebuah pesan
masuk ke handphoneku malam itu. Hatiku buncah. Kupikir itu kabar
membahagiakan yang datang saat semua penat erat membebat pundak. Mungkin
tentang kelulusan PMP-ku sehingga seluruh penantian ini bisa segera berujung
tenang dan lega. Mungkin juga kabar baik lainnya. Namun pesan itu singkat hanya
mengatakan, apakah aku kenal seseorang?
Kujawab tidak.
Bukan bermaksud angkuh dengan sengaja untuk tidak mau mengenal banyak orang.
Atau sengaja membatasi diri dengan kalangan tertentu. Tidak sama sekali. Aku
sejatinya punya masalah dengan sosialisasi pergaulan, meski tak pernah aku
membatasi diri, tetap selalu saja sulit untuk mengakrabkan diri dengan orang
lain. Maka jangan tanya seberapa banyak aku mengenal orang, sebab tak akan
banyak jawabannya.
Seperti pesan
malam itu, aku memang tak kenal dengan seseorang yang namanya disebutkan. Tak
kenal? Ah, bukankah ukuran kenal itu tentu kita tahu beberapa banyak identitas
personalnya. Dan aku memang tak memiliki itu untuk bisa mengatakan bahwa aku
mengenalnya. Kuucapkan tanya, “Kenapa?” Kenapa nama itu dirasa sebegitu penting
untuk kuingat malam ini? Sebab dia sudah meninggal petang tadi, jawab seorang
temanku, sang pengirim pesan itu.
Tetiba aku
gerimis. Bukan karena aku tak cukup banyak mengenalnya, lantas bisa leluasa
untuk tidak berduka. Kubiarkan memoriku untuk melacak jejak seseorang itu.
Mungkin bisa menemukan apakah aku pernah menyambung obrolan, atau mungkin
pernah berpapasan jalan. Mungkin saja kurasa. Aku siswa yang cukup sering kulak-kilir
istilah daerahnya untuk menjelaskan mobilitasku di sekolah. Pergi ke
perpustakaan sekolah. Balik lagi ke kelas. Kadang menemui guru di ruang guru.
Begitulah. Bukankah tak ada sesuatu yang mustahil? Apalagi kami masih dalam
satu SMA. Maka kukirimkan permintaan maafku yang sedalam-dalamnya melalui pesan
singkat. Semoga itu merupakan akhir yang baik.
C.
Tema
Lagu
Khusnul Khotimah sejatinya bercerita tentang kematian. Hidup terasa begitu
cepat. Dan waktu secara perlahan-lahan, senantiasa mengarahkan kita menuju
kematian. Satu tahun berlalu berganti dengan dua tahun dan kian hari usia kita
semakin bertambah. Semakin lama kematian itu semakin mendekat dan manusia tak
mungkin lagi dapat menghindarinya. Ibarat sebuah medan ujian, dunia adalah
babak prakualifikasi untuk menentukan siapa yang layak untuk mendiami istana
surga yang abadi, dan siapa yang pantas untuk dimasukkan ke dalam bara api
neraka.
Detik-detik
kematian tak perlu dirisaukan. Orang-orang yang beriman akan menyambutnya
dengan perasaan yang tulus, dari Allah SWT kita berasal dan kepada-Nya pula
kelak kita kembali. Dalam kepastian menjemput kematian inilah husnul khaatimah
menjadi idaman setiap orang mukmin. Karena pada detik akhir ini semua
ditentukan, apakah kita akan menjadi orag yang bahagia, atau sebaliknya, semua
tergantung pada detik-detik akhir ini. Husnul Khaatimah, merasa enjoy dan
happy, bahagia di saat –saat terakhir kehidupan.
Setiap
akhir pastilah ada awalnya. Begitu juga kalau ada husnul khaatimah itu
sesungguhnya tidak hanya pada akhir kematian. Paling tidak ada empat kali
periode yang kita jalani.
Pertama,
saat keluar dari alam ruh (‘alamul arwaah). Dari alam ruh, kita keluar dan
masuk ke alam kedua, yang disebut dengan ‘alamul arham (alam kandungan atau
rahim ibu). Ketika dalam kandungan, ada satu masa di mana Tuhan “meniupkan”
ruh-Nya kepada Adam yang sebelumnya hanya seonggok fisik saja.
D.
Amanat
Masalah
husnul khatimah, tidak bisa kita ukur dengan ukuran-ukuran formal. Kadang,
tetangga kita yang biasa-biasa saja, mengalami kematian yang syahdu sembari
tersenyum. Sebaliknya, seorang kiai yang perstasi amalnya-dimata kita-baik
sekali, justru menghadapi siksaan yang luar biasa pada detik-detik ajalnya,
bukanlah jaminan bahwa amal tetangga kita yang biasa-biasa, lebih baik daripada
kiai yang shaleh itu.
Ada
beberapa peristiwa yang menurut Rasulullah disebut sebagai pencuci dosa. Antara
lain: seorang perempuan yang melahirkan seorang anak dan meninggal dalam
keadaan masih bayi. Insyaa Allah orang itu akan mendapatkan peluang untuk
husnul khatimah. Atau orang yang melahirkan lalu meninggal. Kita tidak bisa
menentukan orang itu husnul khatimah atau su’ul khatimah.
Yang
berhak menilai dan yang tahu persis hanya Allah Swt. Bagaimana mempersiapkan
husnul khatimah itu? Kita tidak bisa mengatur skenario pada detik-detik
kematian kita. Karena sesungguhnya, husnul khatimah itu diperoleh melalui
akumulasi rangkaian panjang amal perbuatan kita. Wallahu A’lam Bis Shawab.
E.
Nada
Lagu merupakan salah satu bagian
dari kehidupan yang menerangkan bahwa jiwa yang tenang, jiwa
yang berkabut langkah penuh dosa bila masa tlah tiada
kereta kencana datang tiba-tiba jadi lagi ini merupakan lagu yang bernada ajakan. airmata dalam luka tak merubah ceritanya hanya hening dan berjuta tanya
dalam resah dalam pasrah.
kereta kencana datang tiba-tiba jadi lagi ini merupakan lagu yang bernada ajakan. airmata dalam luka tak merubah ceritanya hanya hening dan berjuta tanya
dalam resah dalam pasrah.
Berapa
orang yang telah kita buat resah. Belum lagi dosa kita kepada Allah. Ternyata
gelap masa lalu kita.
Siapa yang tidak takut mati, ketika membanyangkan masa lalunya yang sarat dengan dosa. Kalau Tuhan tidak memaafkannya, apa jadinya kita ini? Mari kita renungkan siapkah kita menghadapi kematian ini? Apa bekal kita untuk masa depan kita setelah kematian? Karena cepat – lambat pasti menjemput kita?
Siapa yang tidak takut mati, ketika membanyangkan masa lalunya yang sarat dengan dosa. Kalau Tuhan tidak memaafkannya, apa jadinya kita ini? Mari kita renungkan siapkah kita menghadapi kematian ini? Apa bekal kita untuk masa depan kita setelah kematian? Karena cepat – lambat pasti menjemput kita?
F.
Perasaan
Lagu juga dapat menjadi media yang
sangat efektif untuk membantu umat manusia untuk berbuat baik selama masih
hayat di kandung badan , berbuatla
kebaikan sebelum azal menjemput.
Cerita
ini, menggambarkan kepada kita, betapa susahnya meraih husnul khatimah itu.
Tidak sekedar lancar mengucapkannya. Betapapun shalehnya seseorang, ia pasti
takut menghadapi sakaratul maut itu. Mari kita renungkan masa lalu kita.
Gelapkah perjalanan hidup kita? Ataukah justru sebaliknya? Kita adalah orang
paling tahu masa lalu kita sendiri. Berapa orang yang kita korbankan demi
memenuhi kepentingan kita. Berapa orang yang kita tipu.
G.
Diksi
Gaya
bahasa dalam lirik lagu Husnul Khotimah ini menggunakan bahasa yang mudah di
pahami oleh pendengar
Setiap kali mendengar lagu khusnul khotimah yang
dinyanyikan dengan penuh penghayatan oleh Opick kembali mengingatkanku pada hal
yang akan kita semua hadapi. Lirik yang syahdu dan menggugah nurani itu bagai
kendaraan yang bisa mengantarkanku berkunjung pada suatu keping kenangan
tentang kematian yang pernah datang pada orang-orang di sekitarku. Saat empat
peristiwa kematian seperti yang kuceritakan
H.
Pilihan Kata
Kata
– kata yang di gunakan dalam lirik lagu Husnul Khotimah ini menggunakan kata – kata yang sangat
sederhana yang nantinya mudah di pahami oleh para penikmat music untuk bias mengingat kematian .
I.
Suasana
Menuangkan sebuah cerita yang sangat religius, Suasana
yang mengingatkan kita akkematian akan mendorong seseorang
untuk lebih berbuat baik . Cerminan dari husnul khotimah ini adalah terjadinya perubahan perilaku untuk
menciptakan suasana lebih baik dari perbuatan sebelumnya, terutama dalam perilaku
kita sehari hari.
J.
Tifografi
Seni
tentang aturan atau tata cara penggunaan huruf, kata, paragraf pada ruang -
ruang yang tersedia mengingat kematian pada
dasarnya mengingat kematiaan.
Seperti itulah sebenarnya kehidupan kita. Mati adalah hal
yang sudah tak semestinya disangkal lagi. Namun, bagaimana menghadapi kematian
itu dengan persiapan yang cukup agar tak menuai airmata yang sia-sia saja pada
akhirnya. Kita takkan bisa kembali pada detik kehidupan semula saat ‘kereta
kencana’ sudah datang menjemput kita. Takkan pula merubah jalannya cerita
dengan segala airmata yang kita punya. Ketika masa di dunia sudah tidak ada,
tak ada kemampuan lain selain pasrah.
K.
Suasana Retrotika
Dalam lirik lagu
husnul khotimah ini pengarang mengungkapkan kejadian tentang kematian juga pernah ada. Kita takkan
bisa kembali pada detik kehidupan semula saat ‘kereta kencana’ sudah datang
menjemput kita. Takkan pula merubah jalannya cerita dengan segala airmata yang
kita punya
L. Rima
Pengulangan
bunyi yang berselang, baik dalam larik lagu Husnul
Khotimah ini menyiratkan
tanggung jawab lahiriyah seorang manusia akan pentingnya berbuat baik pada
sesama sebelum kematian itu datang.
M. Penutup.
Pada bait pertama dan kedua dalam lagu Husnul Khotimah
ini menerangkan bahwa jiwa yang berkabut langkah penuh dosa bila
masa tlah tiada kereta kencana datang tiba-tiba, airmata dalam luka tak merubah
ceritanya
hanya hening dan berjuta Tanya dalam resah dalam pasrah.
hanya hening dan berjuta Tanya dalam resah dalam pasrah.
Pada bait
ketiga dan seterusnya menjelaskan bahwa hati
yang mengeluh saat hilang arahdetik waktu yang memburu detik yang tak pernah
kembali pada Mu dan bimbing kami dalam langkah ampunilah.. maafkanlah..
dosa hidup sebelum di akhir masa ya Allah biha ya Allah biha, ya Allah bi khusnul khotimah, ya Allah biha ya Allah biha, ya Allah bi khusnul khotimah
dosa hidup sebelum di akhir masa ya Allah biha ya Allah biha, ya Allah bi khusnul khotimah, ya Allah biha ya Allah biha, ya Allah bi khusnul khotimah
Ya Allah, hamba ingin
bertaubat, selalu muraqabah dan muhasabah, hingga bermujahadah. Bimbing hamba,
Wahai Pemilik hati yang Mahalembut
Tidak ada komentar:
Posting Komentar